Studi: 4,5 Tahun, Rentang Waktu Kritis Depresi ke Bunuh Diri
Depresi bisa jadi salah satu penyebab krisis kesehatan mentalyang berujung pada bunuh diri.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Korean Foundation menyebut soal rentang waktu antara depresi dan bunuh diri.
Dalam laporan tersebut, individu yang didiagnosis menderita depresi, yang kemudian meninggal karena bunuh diri, memiliki rata-rata rentang waktu 4,5 tahun antara diagnosis dan kematian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi menguraikan analisis data komprehensif berdasarkan 210 individu yang didiagnosis menderita depresi dan menjalani terapi pengobatan sebelum bunuh diri.
Yayasan mengumpulkan data melalui otopsi psikologis, yaitu prosedur sistematis untuk menyelidiki penyebab bunuh diri dengan mewawancarai anggota keluarga dan kolega serta menganalisis catatan bunuh diri, dari 2015 hingga 2022.
Hasil penelitian menyebut, rata-rata, 210 orang yang disurvei membutuhkan waktu 53,42 bulan untuk berkembang dari diagnosis depresi menjadi bunuh diri.Dalam periode ini, 23 orang meninggal dalam waktu satu bulan setelah diagnosis, 54 orang meninggal dalam waktu enam bulan, dan 81 orang meninggal dalam waktu satu tahun.
Penyebab depresi dan bunuh diri ini pun berbeda-beda. Alasan ini jugalah yang menyebabkan rentang waktunya berbeda-beda.
Mereka yang sebelumnya mengalami tekanan pekerjaan dan ekonomi mengalami periode yang lebih singkat dari diagnosis depresi hingga kematian, dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami stresor tersebut.
Lihat Juga :![]() |
Selain itu, adanya gejala yang berhubungan dengan kecemasan dan kesulitan tidur tiga bulan sebelum kematian berdampak signifikan terhadap durasi dari diagnosis hingga kematian, dimana individu yang mengalami gejala ini memiliki jangka waktu yang lebih pendek antara diagnosis dan kematian dibandingkan mereka yang tidak mengalaminya.
"Untuk mengatasi temuan ini, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang dapat melakukan intervensi dini terhadap depresi," kata laporan tersebut dikutip dari Korean Times.
![]() Disclaimer Psikologi |
(责任编辑:焦点)
- ·Mendikdasmen Pastikan Kasus Siswa SD Medan Nunggak SPP dan Dihukum Duduk di Lantai Selesai
- ·9 Warna Pintu Rumah yang Cocok Berdasar Feng Shui
- ·Pramono Wajibkan ASN Naik Transportasi Umum Setiap Rabu: Akan Kita Gratiskan
- ·Kapan Terjadinya Peristiwa Isra Miraj? Ada Perbedaan Pendapat Ulama
- ·Danantara Jajaki Investasi di Aksi Akuisisi Grab terhadap GoTo, Pemerintah Waspadai Dominasi Asing
- ·FOTO: Busana Terbaik di Red Carpet Grammy Awards 2024
- ·Turun 6 Kg dan Puasa 36 Jam, Hasto Tulis Surat Ungkap Rutinitas di Balik Jeruji
- ·Ahli dari UII Sebut Kasus Ahok Bukan Termasuk Delik Aduan
- ·Aturan Dokter dan Insinyur yang Bekerja di Luar Negeri Dibahas dalam Revisi UU PMI
- ·Menaker Yassierli: Telat Bayar THR? Perusahaan Akan Dapat Sanksi Berat!
- ·Akses Ditutup, Wamen Sekretaris Negara dan PPKGBK Kawal Serah Terima Gedung JCC
- ·Resep Mi Panjang Umur, Cocok untuk Sajian Tahun Baru Imlek
- ·Miss Jepang Kelahiran Ukraina Lepaskan Mahkota Gegara Isu Selingkuh
- ·Temui Prabowo, Wakil PM Denis Manturov Minta Penerbangan dari Indonesia ke Rusia Ditambah
- ·Tembok Lembap dan Mengelupas? Coba Lakukan 5 Cara Ini
- ·Soal Penetapan Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional Masih dalam Proses, Begini Kata Gus Ipul
- ·Ahli dari UII Sebut Kasus Ahok Bukan Termasuk Delik Aduan
- ·VAST Pacu Ekspansi Gudang di Tengah Lonjakan Permintaan Logistik dan E
- ·Lakukan 5 Kebiasaan Ini agar Daya Ingat Kian Tajam
- ·Pramono Wajibkan ASN Naik Transportasi Umum Setiap Rabu: Akan Kita Gratiskan